Dengan kata lain, sebaiknya kita tidak buru-buru melabel penampilan alim seseorang sebagai ekspresi pameran atau siasat untuk mengaburkan kebusukan. Yang penting mari kita bersama-sama berusaha menggapai rasa damai dan tentram dari keyakinan yang kita pelihara dan pertahankan, tanpa sedikit pun tergoda untuk mencela keyakinan atau derajat keimanan dan ketaqwaan lain orang.
Dalam benak insan yang benar-benar beriman itu adanya hanya rasa tenang, berserah diri tapi merasa dicukupi dan dimuliakan, dan samasekali tidak butuh pengakuan atau penilaian orang. Keimanan dan Ketaqwaan – Arif Subiyanto.