
Seiring pudarnya kabut dan terbit surya seorang ibu turun dari pembaringan, membersihkan diri, memantik bara ditungku, dan dalam hitungan menit menyibukkan diri dengan aneka <a href="http://www.disanguan.com/topik/sayur-sayuran/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">sayuran</a> dan rempah, menyayat daging dan membelah ikan, menakar bumbu dan menumbuk bijian. Membesarkan nyala api, mengaduk nasi di periuk, memanggang adonan.
Seisi dapur gaduh oleh kerja kerasnya. Pekerjaan seorang ibu tak kalah sibuk dari musisi, kepala sekolah, bankir, atau sutradara –lebih hebatnya lagi dia lakukan semua itu seorang diri tanpa asisten dan delegasi. Bertahun bermusim bergulat dengan asap dan api demi menyajikan yang terbaik buat anak dan suami.
Demi menghargai semua itu, jangan sia-siakan sarapan pagimu. Makanlah dengan beradab, tunjukkan rasa syukurmu. Jika kau kurang berselera, jagalah mulutmu, sebab apa yang tersaji di atas meja itu mahakarya seorang ratu yang demi cintanya rela menjadi babu.