Saat kalian sama-sama berahi dimabuk cinta buta, tujuan dari perkawinan adalah “menyatukan dua hati, mewujudkan hari esok penuh bahagia”.
Ketika realitas perkawinan tak seindah yang dikira, bersepakatlah untuk “bertahan demi mewujudkan tujuan mulia”. Sekiranya kesabaran kalian tak membawa rasa tenteram, jangan ragu untuk bikin MOU baru dengan pasangan: “bertanggung jawab atas pilihan dan perbuatan yang terlanjur dilakukan”.
Jujurlah pada hati dan situasi yang sampeyan hadapi.
Mungkin definisi anyar tentang perkawinanmu terdengar sumbang dan tak sepuitis dahulu, tapi kalau kondisi tidak sangat memaksa tetaplah bertahan. Carilah peluang untuk membangun kebahagiaan dari puing-puing yang berserakan dan jangan gampang pasrah pada keadaan.
Hidup cuma sekali, cobalah menyiasati kemustahilan. Senang atau susah terkadang hanya masalah persepsi dan kemampuan kita menyibak tabir gelap demi secercah terang. Makna dan Tujuan Perkawinan – Arif Subiyanto.